Banyak orang sibuk membicarakan tentang boleh tidaknya merayakan "Valentine day", sementara yang lain sibuk dengan kebenaran cerita itu, bahkan sampai pada tingkat di mana apakah kita harus mengikuti tradisi ini atau tidak...bahkan lebih ngeri lagi bahwa ada larangan dari mereka yang mengklaim sebagai pemilik cinta yang tidak mampu mencintai denga tulus. Intinya, banyak orang sibuk berbicara tentang cinta dan kasih sayang sehingga lupa untuk mencintai,
Oh, manusia...manusia selalu memperhatikan bungkusannya dan lupa membukanya sehingga menemukan isinya. Manusia selalu berbicara tentang penampilan orang lain dan dirinya sehingga lupa mengoreksi hati dan pikirannya. Bukankah jembatan dibuat agar kita boleh menyeberang dari sisi yang satu ke sisi yang lain? Bukankah sarana transportasi diciptakan agar kita dengan lebih mudah mencapai tempat tujuan? Tapi, secanggih apa pun itu, engkau dan aku, hatimu dan hatiku, hati kitalah yang harus memaknai semua sarana itu.
"Valentine day" hanyalah sebuah sarana yang dibuat oleh manusia untuk menghormati cinta...tapi cinta selalu berasal dari dua hati yang siap memberi dan menerima. Cinta hanya mendapatkan bentuk ketika ada hati yang rela memberi dan yang lain tulus menerima. Tanpa ada tempat di sana, di hatimu maka cinta hanyalah sebuah barang yang dilelang tanpa pembeli, cinta hanyalah obralan kata manis tanpa makna.
Karena itu, hentikanlah diskusi tentang cinta, hentikanlah debat tentang kasih sayang...Marilah kita menjadikan "valentine day" menjadi sarana atau kesempatan untuk saling mencintai dengan tulus. Jati diri dan martabatmu sebagai manusia diukur dari kemampuan dan kerelaanmu untuk mencintai orang lain dengan tulus sama seperti Yesus telah mencintaimu dengan tetesan darah dan nyawa-Nya sendiri.
Aku hanya menjadi seorang pencita bukan pertama-tama karena aku mampu mencintai tapi karena engkau memberi pengakuan atas caraku mencintaimu.
Salam dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar