Minggu, 30 November 2014

Aturlah Waktu Untuk Mengatur Kehidupan

Betapa hebatnya waktu mengatur kita. Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.
Aturlah Waktu Untuk Mengatur
Kehidupan

Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali.

Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita.

Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan,
kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.
Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar.
Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan.
Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.

Badai Pasti Berlalu


 Dikisahkan sepasang kekasih yang tinggal di sebuah desa yang indah dan permai hidup rukun menjalin benang-benang cinta. Kian hari bunga cinta mereka kian mekar nan indah mewangi. Mereka berdua berjanji akan seia sekata dalam suka dan duka, setia sampai mati… Bahkan sang gadis meminta sang pemuda untuk tidak menikah dengan wanita melainkan dirinya seorang.
Masa-masa indah itu mereka lalui dengan berbunga rindu. Ya, masa-masa itu penuh dengan kasih dan sayang, hidup mereka laksana di alam mimpi, tanpa beban dan penuh keluguan. Maklum saja, mereka saat itu masih duduk di bangku SMU, saat-saat di mana jiwa mereka bergelora dimabuk asmara, belum kenyang makan asam garam kehidupan. Tidak bertemu sehari terasa seminggu, tak jumpa seminggu serasa sebulan, rindu sebulan seakan setahun, dan seterusnya. Pendek kata dunia seakan milik mereka berdua…

Pada suatu hari setelah sang pemuda lulus SMU, dihadapkanlah ia pada pilihan yang sulit. Ia harus meninggalkan kampung halamannya dan tentunya juga kekasih yang amat ia cintai untuk mewujudkan cita-citanya. Maka dengan berat hati, sang pemuda pun pergi diiringi isak tangis sang gadis. Ia pegang janji setia kekasihnya dengan penuh keyakinan bahwa kelak pasti mereka akan bertemu kembali menyatukan cinta mereka. "Aku pergi hanya untuk sementara. Aku akan kembali hanya untukmu. Tunggu aku pulang dan setialah padaku."

Demikianlah pesan sang pemuda pada kekasihnya. Sang gadis hanya mengangguk dengan linangan air mata membasahi pipi.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun-tahun berlalu pergi. Sang pemuda
menjalani hari-harinya di perantauan dengan memendam rindu. Cintanya ia jaga dan terus ia pelihara hanya untuk kekasih hatinya. Ada hari-hari di mana ia ingin sekali pulang dan bertemu dengan kekasihnya. Namun apa daya, gunung, laut dan samudera memisahkan mereka. Akhirnya ia hanya bisa memendam rindunya dalam-dalam sambil berharap waktu berlalu lebih cepat lagi.

Setelah sekian tahun menunggu dan memendam bara rindu, akhirnya saat yang ditunggu datang juga. Sang pemuda pulang ke kampung halamannya membawa selaksa rindu pada keluarga dan terutama kekasihnya. Ia kemasi barang bawaannya dengan bernyanyi riang dan kemudian naik pesawat dengan senyum selalu menghiasi wajahnya. Terbayang betapa bahagianya ia akan bertemu kekasihnya yang telah terpisah sekian lama oleh jarak dan waktu. Terbayang betapa rindunya selama ini akan segera terobati. Ibarat sebuah taman yang kekeringan, bunga-bunga di hatinya akan segera tersirami dan bermekaran.

Tibalah ia di kampung halamannya disambut peluk cium dari keluarganya dengan penuh suka cita. Namun ada yang aneh, ia sama sekali tak melihat sosok gadis yang sangat ia rindukan ada menyambutnya. Dengan penasaran ia mencari-cari, tapi sosok yang dicarinya tak kunjung nampak. Akhirnya, dengan sedikit kecewa ia bertanya pada keluarganya namun keluarganya tidak segera menjawab dan hanya menyuruhnya untuk istirahat terlebih dahulu.

Setelah beberapa hari mencari tahu ihwal kekasihnya, maka terkejutlah ia bukan kepalang. Ternyata kekasihnya telah pindah ke lain hati, telah bersama pemuda lain. Sang gadis telah mengkhianati cinta dan janjinya. Kini, pupus sudah segala rindu, cinta dan sejuta perasaan yang selama ini ia pendam. Musnahlah sudah semua mimpinya…
Tak kuasa menahan luka dan pedih di hatinya, air mata sang pemuda menetes membasahi pipi dengan pandangan mata yang sayu.
Dan lebih menyakitkan lagi ketika ia berjumpa dengan sang gadis, ia bersikap seakan tidak mengenal sang pemuda sama sekali. Sikapnya begitu angkuh, congkak dan sombong, berubah 180 ° dari sosok yang dahulu ia kenal sangat lembut, perhatian dan sangat sayang padanya. Hampir-hampir sang pemuda tidak percaya dengan kenyataan yang ada di hadapannya. Tak percaya…, tapi itulah kenyataannya.
Sepedih apa pun perasaannya, itulah yang harus ia terima sebagai realitas hidupnya. Tiada yang terlukis di hatinya saat itu selain kepedihan luka selaksa sayatan sembilu.
Hari-hari berlalu, kenyataan pahit itu bak mimpi buruk yang menghantui dalam tidurnya.

Sulit rasanya menerima kenyataan yang bertolak belakang dengan apa yang diinginkan. Sulit sekali rasanya harus mencabut cinta yang telah berurat dan berakar sangat dalam. Muka ditampar mungkin sehari akan sembuh, tapi hati dilukai siapa yang akan mengobati. Kenangan indah masa lalu bagai mimpi, hanya sekejap singgah lalu pergi…
Love is blind , begitu kata pepatah. Mungkin karena cinta bisa membutakan mata hati dari akal yang sehat. Demikian juga karena putus cinta, seseorang bisa bunuh diri karena akal sehatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena terhalang emosi yang membabi buta. Rasa marah, kecewa, takut, sedih, frustasi, merana bergabung jadi satu.

Akhirnya pikiran merasa overload atau kelebihan beban dari kapasitas yang seharusnya. Jadi stes dech…
Nah sahabat, bukan sebuah keputusasaan perasaan yang hendak saya kemukakan. Tapi segera setelah kenyataan pahit yang dialami sang pemuda, seiring berjalannya waktu, ia bertanya pada hati kecilnya, ia (baca: emosinya) berdebat dengan akal sehatnya tentang apa yang benar yang harus dilakukan dan tentang hal bodoh yang harus ia tinggalkan. Ia berjuang mati-matian melawan dirinya sendiri, ia memulai pencarian diri, mencari hakikat hidup yang sebenarnya…

Banyak remaja atau muda-mudi yang terjebak dalam perasaan yang salah dalam menghadapi situasi yang populer dengan sebutan " broken heart" ini, yang kalau dibiarkan akan berakibat mengerikan dan berkubang dalam kesedihan berlarut-larut atau pelampiasan emosi yang menghancurkan masa depan. Seperti lari pada minuman keras, narkotika, pergaulan bebas, dan lain sebagainya.

Akhirnya fenomena ini menjadi seperti lingkaran setan. Padahal tidak ada yang kekal di dunia ini. Apa pun yang namanya kesedihan, kekalahan, keputusasaan, perasaan hancur, dan keadaan buruk yang tidak kita sukai sejenis itu hanyalah sementara. Sebagaimana kata orang bijak, "Badai Pasti Berlalu."
Maka sahabat, jangan ada kata patah hati, jangan ada kata putus asa! Yang ada hanyalah belajar dan terus belajar dari kehidupan, guna meraih sukses sejati, sukses dunia-akhirat!
Semoga bermanfaat…

Menghargai Orang Layaknya Diri Kita

Bagaimana membuat seseorang dapat dihargai dalam suatu pergaulan .. dimana dengan hanya berjalan tanpa berbuat apa apapun orang sudah memandang dan suka kepada anda.
Menurut fikiran saya beberapa hal yang harus kita lakukan dalam diri untuk menambahkan, sikap kharisma anda dan mempunyai banyak teman adalah.

1. Ramah dan murah senyum (Semua orang akan merasa senang bila kita tersenyum, tidak percaya
coba deh)
2. Ihkhlas dan jujur
3. Merendah diri dan berbudi bahasa yang santun
4. Jangan sombong
5. Senang Membantu
6. Jangan Memanfaatkan Kebaikan Orang lain
7. Pandai Membawa diri... dan sifat "cair" atau mudah menyesuaikan diri dalam keadaan apapun
8. Menghargai dan Menghormati sesama tanpa memandang siapa lawan bicara kita
9. Tanamkan sifat kasih sayang dengan sesama
10. Percaya diri

Merubah sikap kita dengan mencoba seperti yang saya coba ungkap kan diaatas adalah untuk kepentingan kita sendiri. Karena dalam kehidupan ini akan berlaku azas timbal balik.... jika kita ingin dihargai dan dihormati kita harus memulai menghormati orang lain dahulu...
Ayo hargai diri kita jangan mengharap orang lain menghargai kita.
sebelum kita menghargai diri kita sendiri dan menghargai orang lain...
"Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita diperlakukan orang lain"

Bangkit Dari Keterpurukan Belajar dari Kegagalan

Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap
kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan." ~ Joseph Sugarman


Kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan. Berbagai macam
tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling, begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya.

Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik.

"Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn't work; and
second, the failure gives you the opportunity to try new approach. – Ingatlah 2 keuntungan yang kita peroleh dari kegagalan. Yang pertama adalah mempelajari apa yang tidak berjalan
dengan baik; dan kedua adalah menjadi kesempatan bagi kita untuk mencoba pendekatan baru," kata Roger Van Oech.

Menurut Roger, tantangan kehidupan adalah bagian dari perjalanan hidup supaya kita menjadi lebih cerdas menghadapi tantangan kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dan sukses, misalnya Walt Disney, Soichiro Honda, Thomas Edison, Wright Bros, Fred Smith, Mohamad Ali, Henry Ford, Bill Gates, Steve Jobs, Oprah Winfrey, Christoper Columbus, Anthony Robins, dan lain sebagainya, sudah pernah mengalami keras dan sakitnya kehidupan.
Tetapi semua pengalaman pahit tersebut justru membimbing mereka ke gerbang kesuksesan. Kesuksesan mereka bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor pendidikan ataupun modal, apalagi faktor kebetulan. Mereka berhasil lantaran kekuatan dan kecerdasan mereka menghadapi tantangan kehidupan.

Menurut Paul G. Stoltz, Phd, dalam bukunya berjudul Adversity Quotient (AQ), ada tiga tipe manusia dalam analogi mendaki gunung:
1. Quitters – orang-orang yang mudah menyerah, sehingga kehidupan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.
2. Campers – orang-orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, sehingga kehidupan mereka biasa-biasa saja.
3. Climbers – orang-orang yang selalu optimis, berpikir positif dan terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan yang mereka inginkan.

Contoh dari tipe orang ke tiga adalah orang-orang yang sukses di dunia ini. Selalu
memanfaatkan kesempatan untuk maju dan pulih dari keterpurukan adalah ciri khas mereka yang utama. Tak mengherankan jika mereka melalui setiap rintangan dengan tabah, berjuang keras, dan mental yang kuat.


Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan tertinggi. "Our greatest glory is not in never falling, but inrising everytime we fail. – Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal," cetus Confucius.

Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai kemalangan itu benar- benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal, dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan disaat harus menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras.

Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami? Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan, kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi manusia yang lebih mulia atau belum.

Kegagalan Menjadikan Pribadi yang lebih Kuat

Kita Semua pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang.

Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang.
Kegagalan Menjadikan Pribadi yang lebih Kuat
Sebagai manusia tentu kita memiliki perasaan dan emosi. Pada saat kita melakukan kesalahan ataupun kegagalan yang menurut kita sangat mengecewakan dan memalukan diri kita, tentu kita dapat merasa kesal, sedih, dan bingung. Tidak jarang pula kita mungkin marah terhadap diri kita sendiri. Jika kita memang merasakan hal yang demikian, kita berhak meluapkan kesedihan kita sejenak dengan menangis, menceritakan kekesalan maupun kesedihan kita kepada keluarga kita ataupun sahabat yang kita percayai, mungkin juga berteriak dengan keras di suatu lapangan rumput yang luas atau berbagai ekspresi kekesalan kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan.

Bahkan banyak hal positif yang bisa kita petik dari kegagalan. Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah langkah-langkah apa yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan

Kesadaran.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini, kita tidak bisa berlanjut ke langkah perbaikan berikutnya. Biasanya, banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain, hasil penilaian kinerja yang buruk, masalah dalam komunikasi antardepartemen, arus kas yang terhambat, menurunnya keuntungan, ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam kurun waktu tertentu.

Evaluasi.
Setelah kita sadar bahwa kita telah mengalami kegagalan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengurut kembali langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi.
Kegagalan bisa saja terjadi karena faktor internal: keterampilan dan pengetahuan yang kurang, fasilitas dan dukungan yang terbatas, sikap yang negatif, kurang komitmen, atau kurang persiapan.
Kegagalan Menjadikan Pribadi yang lebih KuatKesalahan bisa juga datang dari luar: kondisi perekonomian yang memburuk, peraturan dan perundang-undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi baru yang belum kita manfaatkan.

Koreksi dan perubahan.
Hasil evaluasi kemudian perlu kita olah agar bisa kita gunakan untuk mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan dan perubahan yang perlu kita ciptakan untuk membantu kita bangkit dari kegagalan.

Konsolidasi.
Setelah tindakan koreksi dan perubahan kita susun, langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi. Konsolidasi bisa kita lakukan ke dalam ataupun ke luar, dan dengan berbagai pihak, antara lain: atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan teman. Konsolidasi ini diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, serta menyusun strategi sukses.

Kegagalan Menjadikan Pribadi yang lebih KuatPerencanaan.
Setelah konsolidasi dilakukan, perencanaan yang lebih matang pun bisa kita siapkan. Dalam perencanaan, jangan lupa untuk mengantisipasi kendala, kesalahan, dan kegagalan yang mungkin harus kita alami, atau bahkan yang harus kita ciptakan untuk kita jadikan batu loncatan guna meraih sukses (seperti sang keledai yang menggunakan tanah yang dilemparkan ke pundaknya untuk melangkah maju dan keluar dari mulut sumur).

Aksi.
Perencanaan yang telah disusun harus segera diimplementasikan. Perencanaan tanpa pelaksanaan tak ada nilai tambahnya. Jadi, setelah semuanya disusun dengan baik, langkah selanjutnya adalah melaksanakannya, yaitu melakukan aksi, setelah itu barulah kita bisa memetik hasilnya.




Ayo bergerak stelah pernah mengalami kegagalan. beberapa tokoh dunia seperti Soichiro Honda, Thomas Edison, Rupert Murdock, Albert Einstein adalah orang-orang yang meraih sukses di bidang masing-masing melalui berbagai kegagalan.
Kegagalan Menjadikan Pribadi yang lebih KuatMereka sudah membuktikan bahwa kegagalan berada dalam satu paket dengan kesuksesan. Mereka juga telah banyak memperoleh manfaat dari serangkaian kegagalan yang mereka alami.

Jadi, jika kegagalan datang, kita tidak perlu patah semangat, pastikan bahwa kita memetik manfaat dari kegagalan dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meraih sukses,Sukses Adalah
Percobaan yang ke… dan Berhasil Banyak orang bijak menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk mencapai kesuksesan. Saat mendapatkan kegagalan, mereka tidak hanya berpangku tangan menyesali diri namun bangkit untuk
berusaha memperbaiki kegagalan tersebut hingga mencapai hasil yang diinginkan. Bagaimana dengan Anda...??

Kehebatan kita bukannya karena tidak pernah jatuh,tetapi mampu bangkit kembali setiap kali kita jatuh"Oliver Goldsmith
"Saya berpikir dan berpikir selam berbulan-bulan dan bertahun-tahun.ternayata 99 kali
kesimpulannya salah Tetapi pada kesempatan yang ke 100,saya betul" Albert Einstein

Bangun Kerajaan Sendiri, dengan berbisnis

 Bangun Kerajaan Sendiri, dengan berbisnisSampai saat ini, konsep Kiyoshaki tentang pentingnya orang memasuki dunia bisnis masih dijadikan sumber inspirasi. Jutaan orang berhasil dirubah mindset-nya untuk segera meninggalkan dunia emplyoee (karyawan) menuju business owner.

Jangan terlalu lama jadi orang gajian. Menjadi orang gajian (pekerja/karyawan) di samping penghasilannya terbatas, tetapi juga kebebasannya terbatas: jadi budak uang (kalau tidak kerja tidak dibayar). Tidak hanya jadi budak uang, tetapi budak waktu (hari-harinya) dibelenggu oleh tumpukkan pekerjaan sehingga nyaris tidak ada waktu untuk pengembangan dirinya maupun untuk keluarga.

Padahal, semua itu dapat diatasi dengan mudah bila kita mau sedikit merubah mindset dalam melihat uang. Bukan kita yang bekerja untuk uang, tapi uanglah yang bekerja untuk kita melalui investasi (usaha).
Menjadi seorang karyawan, lanjut Kiyoshaki, artinya ia hidup dan bekerja untuk orang lain (pengusaha).

Apa lagi kalau yang bersangkutan terlibat hutang kantor untuk keperluan konsumtif, keringat dan bahkan darah digadaikan pada majikan. Berbeda dengan kalau menjadi pengusaha, ia mampu menghidupi orang lain, mampu mengendalikan orang lain sesuai dengan kemauannya.
Sedikit berbeda dengan Kiyoshaki, beberapa mentor Entrepreneur University mengungkapkan alasan mengapa mereka berani keluar dari tempat kerjanya dan segera memulai bisnis. Bukan hanya karena panggilan jiwa, tetapi mereka melihat dunia kerja (swasta dan pemerintah) bak penjara yang kurang sehat yang pengap lingkungan. Betapa tidak, hari-hari kerja selalu tidak lepas dari gosip, sikut-menyikut, kadang teman jadi lawan hanya karena jabatan.

Payahnya lagi, bukannya belajar untuk mengukir prestasi tapi waktu demi waktu nyaris habis untuk ngrumpi, kalau tidak mempergunjing temannya, ya ganti pimpinannya. Kebiasaan hidup yang demikian adalah cara “cerdas” untuk memperbodoh diri.
Menurut hemat saya, orang yang secara totalitas untuk tetap bertahan sebagai karyawan (swasta atau peerintah) tanpa ada usaha sampingan bisnis, suatu saat nanti (pada saat pensiun) akan mengalami tantangan Bangun Kerajaan Sendiri, dengan berbisnishidup kritis. Tanpa persiapan sejak masih bekerja untuk membuka bisnis, masa pensiun bukannya masa yang menyenangkan seperti yang dibayangkan semula. Masa pensiun adalah masa kelam yang mengerikan.

Saya melihat banyak orang pensiunan yang mengalami depresi, terkena post power syndrom, dan tanpa gairah hidup alias layu (cepat tua sekali). Berbeda dengan mereka yang sejak semula sudah mempersiapkan masa pensiunnya untuk bisnis, tetap terlihat segar dan energik, hidup penuh gairah di masa tua.

Anda perlu berpikir ulang bila totalitas hidupnya hanya untuk perusahaan/kantor. Untuk
berpikir ulang (khususnya karywan kelas bawah) bila waktu senggangnya hanya habis untuk memanjakan diri. Pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah :apakah perusahaan/kantor Anda tengah
memperiapkan Anda secara sistematis untuk masa pensiun?Atau perusahaan Anda hanya mengekspoitasi hidup Anda sehingga Anda merasa “dipenjara” oleh pekerjaan lalu dicampakan begitu saja ketika usia pensiun?
Bila itu terjadi, kita pantas bersedih. Di usia pensiun mestinya tinggal menikmati hidup malah kesengsaraan yang terjadi: “dicampakan” dengan alasan sudah tidak produktif lagi. Maka agar yang demikian tidak terjadi, membangun sendiri kerajaan bisnis sejak dini jauh lebih rasional, kalau tidak ingin terlunta-lunta hidupnya di masa tua (pensiun).

Sampai di sini perlu saya ingatkan lagi apa yang dikatakan oleh Kiyosahaki di atas bahwa dunia kerja adalah dunia hidup untuk orang lain. Yang bekerja di perusahaan swasta, hidupnya diabdikan untuk sang majikan: gaji dan pola hidup ditentukan oleh sang majikan; yang bekerja di pemerintahan (PNS, pegawai negeri sipil) juga mengalami nasib yang sama: hidup untuk mengabdi, setelah tua silakan “kembali” ke rumah alias pensiun.

Jabatan struktural di swasta dan di pemerintahan memang menjanjikan. Paling tidak gajinya dari segi pendapatan dan fasilitas. Tetapi perlu diingat bahwa semua itu bukan milik Anda.
Jabatan dan fasilitasnya yang diterima adalah milik Pemilik Perusahaan itu sendiri bila Anda bekerja di swasta; dan milik publik bila Anda bekerja di pemerintahan. Apa artinya? Artinya bahwa jabatan yang Anda kejar dengan segala daya upaya itu sesungguhnya adalah milik
orang lain. Pesan yang terkandung didalamnya adalah nasib Anda ditentukan oleh pemilik
perusahaan, sehinga kalau dipandang tidak cocok lagi, atau tidak produktif lagi Anda
diberhentikan (pensiun). Dan segera diganti oleh orang lain. Alangkah tragisnya hidup ini bila setelah bekerja keras, akhirnya hanya untuk orang lain.

Berbeda dengan bila Anda bangun usaha sendiri. Katakanlah mulai hari ini Anda memulai bisnis, maka mulai hari ini juga Anda sedang membangun sebuah “kerajaan” bisnis sendiri. Segala modal, pikiran, tenaga dan waktu Anda curahkan untuk diri Anda sendiri, demi kerajaan (impian) Anda sendiri. Bila berhasil nanti, semua jerih payah akan Anda nikmati sampai anak cucu. Tidak ada yang berani memberhentikan Anda, tak Ada yang berani mencampakkan Anda, kecuali kehendak Tuhan.
Bila karir di perusahaan/pemerintah ada batas-batasnya, kenapa kita tidak bangun bisnis sendiri? Bangun bisnis ibarat bangun “kerjaan” sendiri.

Bangun Dunia Hidup Baru Yang Positif

Bangun Dunia Hidup Baru Yang Positif
Seorang kawan saya mengeluh, dia mengalami kebosanan dalam kehidupannya. Gairah hidupnya seakan menurun tajam, semangat juangnya hampir habis. Dia merasa lelah sudah berjuang keras dalam hidupnya, namun belum mencapai keberhasilan yang diinginkannya. Hidupnya merasa gagal, frustasi, kecewa, stress bercampur menjadi satu. Dunia seakan runtuh baginya.
Pernahkah Anda mengalami hal yang sama ? Marilah kita lihat realita kehidupan. Setiap orang pernah merasakan suatu kekecewaan, kegagalan dan frustrasi dalam hidupnya. Bahkan kadang semuanya bisa datang sekaligus menimpa seseorang. Kalau sudah demikian, kita merasa dunia seakan runtuh. Hidup menjadi terasa berat dan seperti memikul beban tinggi. Biasanya banyak orang kemudian melihat segala sesuatunya dari sisi negatif. Segala sesuatunya terlihat berantakan dan sangat mengesalkan.
Bagaimana untuk bangkit kembali ?.
Bagaimana caranya membangkitkan spirit kita yang sudah turun ?

1. Lakukan Hal Positif Untuk Diri Sendiri
Marilah sekarang kita mencoba melihat sesuatu dari sisi lain, yakni dari sisi yang positif. Lakukanlah sesuatu hal kecil-kecil dulu yang positif. Yang terpenting bertindaklah. Lakukan sesuatu yang positif bagi diri Anda dulu. Walau itu mungkin hanya merapikan file-file tua dari komputer Anda, merapikan file-file buku-buku Anda, menata kembali ruang kerja Anda, merapikan kembali tata ruang rumah Anda, dll.
Kita adalah penguasa hidup kita sendiri. Lakukan tindakan untuk diri sendiri yang positif. Dengan melakukan tindakan positif untuk diri sendiri akan dapat mengubah sikap hidup Anda secara ajaib. Anda akan merasa terfokus pada hal-hal positif sehingga melupakan hal yang negatif. Hari-hari Anda akan berubah lebih baik.

2. Lakukan Hal Positif Untuk Orang Lain
Mulailah melakukan sesuatu untuk orang lain. Meskipun kecil, lakukan hal positif untuk orang lain. Pikirkan sejenak, apa yang dapat Anda kerjakan untuk orang lain. Kemudian bertindaklah. Misalnya menolong orang lain, melayani orang lain, memikirkan orang lain, dll. Bentuknya bsia bermacam- macam mulai dari yang bisa Anda lakukan dulu, rasakan sebuah kebahagiaan ketika Anda membantu orang lain. Rasakan kepuasan ketika Anda dapat meringankan beban orang lain.
Ingatlah bahwa hidup kita tidak untuk diri sendiri. Hidup untuk memikirkan orang lain juga. Demikian juga orang lain tercipta juga untuk memperbaiki hidup kita. Memikirkan orang lain, sebenarnya juga memikirkan diri sendiri. Memikirkan orang yang kesusahan, membantu orang yang kesulitan, sama halnya dengan membantu diri sendiri. Sekarang giliran Andalah memperbaiki hidup melalui orang lain.

3. Hitunglah Hal Positif Dalam Hidup Anda
Pikirkan bahwa Anda memiliki kedua mata yang indah untuk menatap dunia, kedua kaki yang kuat untuk menopang tubuh Anda, kedua tangan yang kuat untuk menggenggam kehidupan dunia dan kelengkapan panca indra yang sempurna. Pikirkanlah, keluarga yang sangat mencintai Anda, suami atau istri yang mencintai Anda, anak-anak yang sehat dan cerdas yang menunggu kedatangan. Anda, sahabat-sahabat yang setia mendukung Anda, dll.
Banyak hal positif dan baik dalam hidup anda, dan seringkali anda lupa bersyukur. Hargai dan bersyukurlah atas semua hal-hal baik dan positif yang sudah Anda terima. Bersyukurlah ata apa yang Anda terima, seperti tempat tinggal yang nyaman, kesehatan anda, keluarga anda, pengalaman hidup anda, teman-teman yang mendukung anda, atas ketrampilan anda, pengetahuan anda, dan hidup yang anda miliki.

4. Bangun Dunia Hidup Baru
Bayangkan kehidupan yang hampa dengan tidak memiliki ide baru dan hanya pasrah dengan keadaan kehidupan sekarang. Kegagalan, kekecewaan dalam kehidupan adalah hal yang manusiawi. Namun pasrah dengan semua itu akan mematikan spirit Anda untuk tumbuh menjadi lebih besar.
Setiap orang harus berani melakukan hal-hal yang memotivasi dirinya dan yang memberi ilham. Temukan tantangan baru. Arahkan kembali energi negatif dan rasa frustrasi anda pada sesuatu yang dapat menantang anda untuk berbuat lebih baik. Dari pada menghabiskan energi untuk hal-hal negatif dan merugikan, alihkan energi Anda untuk suatu tantangan hidup bagi dunia baru.
Semoga Anda terinspirasi dan termotivasi hari ini!

Hargailah Waktu Yang anda Miliki

Sahabat Paling Baik dari Kebenaran adalah Waktu, 
Musuhnya Yang Paling Besar adalah Prasangka, dan Pengiringnya yang Paling Setia adalah Kerendahan Hati  “Caleb Charles Colton” 
Hargailah Waktu Yang anda MilikiBayangkan jika sebuah bank memberikan anda uang sebesar $ 86.400 setiap hari. Dan jumlah tersebut harus dihabiskan dalam satu hari. Setiap sore uang yang tersisa akan dihapuskan dari account jika anda gagal untuk menggunakannya sepanjang hari. Apa yang akan anda lakukan ?
Tentunya akan menggunakan uang tersebut setiap sen yang ada.Kita semua memiliki bank seperti itu. Namanya WAKTU. Setiap pagi, anda diberikan waktu 86.400 detik Setiap malam akan dicatat, sebagai kehilangan, jika anda gagal untuk menginvestasikan dengan tujuan baik. Jumlah tersebut tidak akan dipindah- bukukan untuk keesokan harinya, juga tidak dapat dilakukan penarikan lebih dari jumlah yang telah ditentukan.
Setiap hari akan dibuka sebuah account baru untuk anda, dan setiap malam account
tersebut akan dihapuskan. Jika anda gagal untuk menggunakan simpanan pada hari itu, anda akan kehilangan. Hal ini tidak akan pernah kembali. Tidak akan pernah ada penarikan untuk hari esok. Anda harus hidup pada saat ini, untuk simpanan hari ini Investasikan hal ini untuk memperoleh dari investasi tersebut kesehatan, kebahagiaan dan keberhasilan yang sepenuh-penuhnya.

Untuk menyadari nilai SATU TAHUN, tanyakan pada seorang pelajar yang gagal naik tingkat
Untuk menyadari nilai SATU BULAN, tanyakan pada seorang ibu yang melahirkan seorang bayi prematur.
Untuk menyadari nilai SATU MINGGU, tanyakan pada editor dari majalah mingguan. 
Untuk menyadari nilai SATU JAM, tanyakan seorang kekasih yang menanti untuk bertemu.
Untuk menyadari nilai SATU MENIT, tanyakan seorang yang ketinggalan kereta api
Untuk menyadari nilai SATU DETIK, tanyakan pada seseorang yang baru saja terhindar dari kecelakan.
Untuk menyadari nilai SEPERSERIBU DETIK, tanyakan pada seseorang yang baru saja memperoleh medali perak dalam Olympiade.
Hargailah Waktu Yang anda Miliki
Hargailah setiap waktu yang anda miliki. Dan hargailah waktu itu lebih lagi, karena anda membagikannya dengan seseorang yang khusus, cukup khusus untuk membuang waktu anda. Dan ingatlah bahwa waktu tidak akan menunggu seseorang pun.
Kemarin adalah sejarah. Hari esok adalah sebuah misteri dan hari ini adalah suatu hadiah. Itulah yang disebut dengan berkat. Waktu terus berjalan. Lakukanlah yang terbaik untuk hari ini.

"Hargailah setiap Waktu yang anda Miliki dan Ingatlah Waktu Tidak Menunggu Siapa-siapa"

Alasan Belum Mencapai Kesuksesan & Kekayaan

  Alasan Belum Mencapai Kesuksesan & Kekayaan5 Alasan sederhana kenapa kebanyakan orang tidak akan pernah mencapai kekayaan... dan bagaimana memastikan anda melakukan hal hal yang diperlukan!"
Seorang bernama Mike Litman, pernah meneliti bagaimana cara menjadi kaya dengan melakukan wawancara kepada 20 Milyuner yang kaya karena usaha sendiri ( bukan karena warisan ).
Setelah Mike melakukan wawancara, beliau menemukan, ada beberapa rahasia yang membuat mereka kaya raya sementara orang lain sibuk berjuang. Ternyata sangat sederhana.

Berikut adalah 5 alasan sederhana kenapa kebanyakan orang tidak akan pernah kaya dan bagaimana memastikan anda melakukan ke 5 hal ini:

ALASAN NO #1 - Menunggu untuk mulai:
Kebanyakan orang tidak ingin menunggu untuk sukses. Namun, pada saat yang sama, mereka menunggu terlalu lama untuk memulai di jalan kesuksesan.
Anda bisa melihat masalahnya kan? Semakin lama anda menunggu untuk memulai, semakin lama anda akan mendapatkan hasil, kesuksesan, dan gaya hidup yang anda inginkan.
Banyak orang menunggu segala sesuatu menjadi sempurna terlebih dahulu sebelum mereka memulai. Oleh karena itu, mereka tidak pernah memulai dan tidak pernah mencapai sesuatu yang berarti.
Tidak ada pertandingan yang pernah dimenangkan atau diakhiri oleh seseorang yang tidak pernah meninggalkan garis start!
Jangan menunggu untuk memulai. Mulai sekarang juga berjalan di jalan kesuksesan anda.

ALASAN NO #2 - Buta huruf secara finansial:
Hal penting dalam kekayaan adalah mengerti perbedaan dari aset dan hutang.
Aset adalah mendatangkan uang ke kantong anda. Hutang mengeluarkan uang dari kantong anda.
Banyak orang mengira bahwa rumah mereka, mobil mereka, dan kepemilikan yang lain adalah asset. Tetapi, sebenarnya adalah bahwa dalam banyak kesempatan, semuanya itu membuat uang keluar dari kantong anda. Semuanya itu menyebabkan ada mengeluarkan uang untuk pembiayaan.
Semuanya itu tidak membuat anda menghasilkan uang. Oleh karena itu, hal yang sebenarnya, semuanya itu adalah merupakan beban (hutang).
Semuanya itu mengambil uang anda keluar setiap bulannya. Ketika anda mempunyai lebih banyak uang yang datang dari aset yang sesungguhnya
daripada yang anda keluarkan untuk membayar beban, anda akan menjadi bebas secara finansial. Hanya ada 1 cara untuk melakukan nya. Yang membawa kita ke hal ketiga...

ALASAN NO #3 - Fokus pada penghasilan yang mendatar daripada penghasilan yang pasive.
Salah satu dari Milyuner yang diwawancarai menyampaikan secara sederhana, "Jika anda tidak menghasilkan uang ketika anda tidur, maka anda tidak akan kaya."
Penghasilan yang mendatar adalah apa yang anda dapatkan dari pekerjaan anda. Anda bekerja selama 1 jam dan mendapatkan bayaran hanya satu kali saja dari pekerjaan satu jam itu, hanya itu.
Penghasilan pasive adalah ketika anda bekerja sekali namun secara terus menerus dibayar lagi dan lagi dari pekerjaan yang TIDAK lagi anda lakukan. Berinvestasi atau menciptakan aset yang sebenarnya yang menghasilkan penghasilan pasive untuk anda adalah tiket menuju kemakmuran.
Alasan Belum Mencapai Kesuksesan & Kekayaan
ALASAN NO #4 - Tidak mengerti atau tidak menggunakan sistem untuk menghasilkan uang.
Sebuah SYSTEM yang menghasilkan uang adalah sesuatu yang mengjinkan anda untuk mendapatkan uang tanpa usaha anda sendiri. Dengan kata lain, Itu adalah cara yang otomatis untuk menghasilkan uang.
Semua Aset yang sejati adalah hanya sebuah "sistem" dengan sendirinya.
Sekali anda menciptakan atau berinvestasi pada sebuah sistem yang sederhana untuk menghasilkan uang, maka tidak ada batasan pada seberapa banyak uang yang bisa anda hasilkan.
Menjadi seorang ahli dan sistem uang dapat membawa kekayaan lebih dari yang anda
impikan.
Alasan Belum Mencapai Kesuksesan & Kekayaan
ALASAN NO #5 - Tidak Cukup GIGIH atau SABAR:
Untuk menyelesaikan sebuah pertandingan anda harus meninggalkan garis start dan mengikuti garis menuju ke batas Finish.
Kebanyakan orang, mencipatakan kegagalan mereka sendiri dengan apakah tidak pernah memulai atau tidak bertahan, atau keduanya. :-) Anda HARUS tidak hanya memulai, namun juga bertahan terus.
Hal ini kelihatan nya jelas, tetapi adalah penyebab terbesar dari kegagalan.
Hanya dengan bergabung dalam sebagian kecil orang yang mau melakukan ke 5 hal diatas, maka anda akan mendapatkan kesempatan yang sangat besar untuk sukses dan kaya. Sebenarnya sangat sederhana... putuskan untuk melakukan hal hal diatas, dan anda juga bisa menjadi kaya. Kalau anda tidak lakukan hal diatas, maka anda akan menjadi seperti kebanyakan orang yang tidak sukses.
Putuskan sekarang juga untuk menjadi ahli pada hal hal yang disebutkan diatas, dan mulai perjalanan menuju kesuksesan anda sekarang. Dan tetap bertahan dan lihat perbedaan yang dilakukan nya.

Belajar Dari Ikan dan Kail


Belajar Dari Ikan dan KailSuatu saat Noerhedi dan anaknya pergi memancing di sebuah kolam pancing. Saat tiba di lokasi kolam pancing dia dibimbing oleh seorang pemandu.
Berikut ini percakapan antara Noerhedi dan sang pemandu :
Pemandu : "Bapak ingin memancing di kolam yang tipe apa?"
Noerhedi : "Lho memangnya di sini ada kolam tipe apa aja?"
Pemandu : " Di sini ada banyak kolam, ada kolam yang ikannya besar-besar tapi ikannya jarang biasanya ini untuk tingkat yang sudah mahir, ada juga yang tingkat
kesulitannya sedang, tapi kita punya satu kolam istimewa, di kolam tersebut jika bapak
melemparkan kail, lalu langsung di tarik dan pasti dapat ikan"
Noerhedi : "Wahh mana ada kolam seperti itu?? saya tidak percaya tapi ya boleh lah saya mau coba kolam istimewa itu!"
Pemandu : "Ok tapi kolam ini ada syaratnya yaitu setiap ikan yang terpancing dari kolam ini tidak boleh di bawa pulang, melainkan harus dilepas kembali ke kolam tersebut! "
Noerhedi : "Ok tidak masalah"
Singkat cerita si Noer mulai memancing di kolam istimewa itu, di melemparkan kail..... terasa kail itu bergetar sedikit .... dia menarik kail itu dan ternyata ..... umpannya hilang, tapi Noer tidak mendapatkan ikannya. Noer mencoba lagi 2x, 3x, 4x, selalu umpannya hilang tapi tidak dapat ikan.
Lalu Noerhedi dengan agak sedikit emosi berbicara pada si pemandu.Belajar Dari Ikan dan Kail
Noer : "Wahh kamu bohong ya?? mana buktinya saya sudah lempar tapi selalu gagal!!"
Pemandu : "Hahahaha, bapak tidak tahu caranya sih, sini saya coba tunjukan kepada bapak"
Sang pemandu mengambil kail si Noer, memasang umpan, melemparkan kali, satu detik setelah kail menyentuh air sang pemandu langsung menarik kail nya dah hubb... tertangkaplah ikan tersebut.
Sambil membebaskan ikan dari kail dan melepaskan kembali ke kolam sang pemandu bercerita.
Pemandu : "Hehehe, ikan-ikan di kolam ini tidak pernah diberi makan sehingga kelaparan. Tetapi ikan-ikan di kolam juga ini memiliki mulut yang sangat peka karena sudah beratus-ratus kali terkena kail dan dilepaskan kembali. Sehingga ketika memakan umpan dan merasakan ada sesuatu yang keras (kail) maka ikan tersebut segera memuntahkan umpan tersebut"
Belajar Dari Ikan dan Kail
PELAJARAN YANG BISA KITA AMBIL :
Ikan-ikan tersebut sudah berkali-kali terkena kail. Sama seperti kita yang sering kali jatuh bangun menghadapi KEGAGALAN dalam hidup. TAPI, sama seperti ikan yang sudah hafal akan kail dan umpan yang mereka makan dan menjadikan mereka kebal... semestinya kita juga bisa menghadapi dan menyikapi KEGAGALAN yang terjadi dalam hidup kita dengan bijaksana.
KEGAGALAN adalah sebuah kesempatan agar kita semakin kuat dan semakin pintar untuk terbebas dari kegagalan- kegagalan lain di masa mendatang.
Efta Wahyu ( MNI )

Belajar Dari Penjual Koran

" Memberikan pelayanan lebih dari hal yang diharapkan pelanggan merupakan kunci
sukses suatu interaksi atau bisnis."

Seperti biasanya pagi hari saat perjalanan menuju kantor dari daerah rumah di kawasan Johor - Medan , saya selalu mencari koran nasional yang juga terbit di Medan. Biasanya saya beli dari pengecer di daerah lampu merah Simpang Titi Kuning ( Deli Tua ) kearah Tanjung Morawa Medan , bukannya ngga mau berlangganan ke agen koran yang note bene harganya lebih murah , namun pelayanan serta service yang diberikan si pengecer koran membuat saya tidak bisa berpaling hati darinya.
Seperti kebiasaannya yang sudah - sudah , ia selalu hapal nomor polisi , serta kebiasaan antri mobil saya di lajur 2 lampu merah.

Belajar Dari Penjual Koran
"Selamat pagi Pak , ini korannya" sementara ia sigap melihat uang yang saya sodorkan , untuk segera memberi kembalian sesuai dengan jumlah yang harus diberikannya , tidak lupa dia kemudian berkeliling mobil saya dan segera menginformasikan kalau ada yang kurang beres , ban yang agak kempes atau lampu rem yang cuma menyala sebelah.Sangat hebat untuk seorang pengecer koran di
lampu merah.

Namun pagi hari ini sangat luar biasa sekali , setelah memberikan kembalian pembayaran dari saya, dia langsung lari kepinggir jalan , kemudian dia kembali lagi membawa karung kecil.
" Pak , ini untuk Bapak dan keluarga dirumah , rambutan di kebun saya di Binjai sedang panen ", katanya sambil tersenyum. Agak terperanjat saya mendengarnya , lalu dia berkata lagi " Semua pelanggan saya juga kebagian kok " katanya sambil menunjuk tumpukan karung buah rambutan yang ia tumpuk dipinggir jalan.
Belum lagi saya mengucapkan terimakasih karena masih terbengong - bengong , dia sudah menyambut pelanggan lain dan melakukan lagi hal yang sama seperti diatas.

Dari penjual koran eceran di lampu merah kota Medan , saya mendapatkan ilmu luar biasa tentang Customer Satisfaction dan Marketing , yang mungkin secara teori otak kita sudah dapat banyak mendapat pelatihan , training , seminar serta gathering tentang CS , sementara hati kita belum juga bergerak melaksanakannya.Itulah sebabnya untuk berlangganan koran saya belum berpaling ke lain hati.

Belajar Ber-Metamorfosis Layaknya Kupu-Kupu

Di suatu pagi yang cerah, saya duduk menyendiri di sebuah taman yang dipenuhi berbagai macam tanaman bunga. Saya menghela nafas dalam-dalam sambil menikmati suasana sekitar yang hening. Tiba-tiba pandangan saya terhenti oleh keindahan seekor kupu-kupu yang sedang hinggap di sekuntum bunga. Kupu-kupu itu terlihat sangat elok rupawan dengan sayap yang warna-warni. Sungguh indah Tuhan menciptakan hewan kecil ini dengan kombinasi warna yang sangat serasi.

Kupu-kupu itu hinggap di setangkai kuntum bunga cukup lama untuk menghisap madunya, kemudian hinggap di kuntum bunga yang lain, begitu seterusnya. Terkadang datang kupu- kupu lain yang tak kalah cantiknya, seolah mereka bertutur sapa, kemudian berlomba menghisap sari bunga. Mereka terlihat riang menjalani hidupnya masing-masing.
Melihat kupu-kupu tadi, saya jadi teringat asal mula kupu-kupu yang indah tersebut.
Bukankah dia yang kini terlihat elok rupawan dan memukau banyak mata, dulunya adalah seekor ulat yang untuk sebagian orang merasa jijik jika melihatnya. Bahkan ada sebagian wanita yang akan berteriak ketakutan bila melihat makhluk berbulu ini didekatnya. Kesannya mungkin takut, jijik, atau bahkan alergi. Tapi toh, setelah berubah rupa menjadi kupu-kupu yang cantik, siapa sih yang nggak suka melihatnya???

Belajar Ber-Metamorfosis Layaknya Kupu-KupuTernyata setelah melihat sejarah hidupnya, kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya pada sosok yang sekarang ini. Dulunya ia hanya seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya berakhir dimakan burung atau serangga pemangsanya.
Setelah matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong. Badannya terbujur kaku menggantung di dahan atau dedaunan.
Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya dan malam hari dingin menusuknya. Bahkan tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh ditempatnya bersemedi untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan.

Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujudnya semula. Dan kini ia telah memiliki keahlian baru, yakni bisa terbang! Lalu ia pun terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis seekor kupu-kupu; dari telur ia menetas jadi ulat, dari ulat ia
menempa diri dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan.

Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi tanpa ada satu tahap pun
yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu mana pun yang langsung menetas dari telur, melainkan keluar dari kepompongnya.
Demikianlah, kadang kita ingin menjadi kupu-kupu yang indah, tapi kita tidak mau jadi ulat yang buruk rupa, tidak sanggup menjalani kehidupan kepompong yang tak berdaya. Maunya langsung jadi sesuatu yang indah, memukau, mengagumkan dan jadi pusat perhatian banyak orang, langsung jadi kupu-kupu!
Perubahan Diri

Belajar Ber-Metamorfosis Layaknya Kupu-Kupu
Maka sahabat, kalau kita ingin jadi kupu-kupu yang cantik, sanggupkah kita menjalani
metamorfosis kehidupan?? Metamorfosis itu sendiri bisa dimaknai sebagai perubahan yang dahsyat atau perubahan besar dalam sifat.
Untuk menjadi kupu-kupu yang cantik penuh pesona, sanggupkah kita menjalani ketertatihan sebagai ulat yang buruk rupa, kadang dihina dan dijelek-jelekkan? Di saat tak ada yang menghargai, mendukung atau menolong kita, tapi kita harus tetap melangkah dan terus melangkah karena kita yakin tujuan akhir perjalanan ini.
Kuatkah kita menghadapi berbagai tempaan dan cobaan, derita dan kesendirian dalam kepompong yang tak berdaya dan memintal benangnya sendiri? Bersabar dalam tempaan hidup, cobaan dan godaan, menjalani proses dengan sebaik-baiknya sebelum kita akhirnya lahir menjadi diri yang baru, diri kita yang sesungguhnya, diri yang indah dan menebarkan keindahan di mana pun kita berada.
Belajar Ber-Metamorfosis Layaknya Kupu-KupuSahabat yang budiman, tiada sukses yang didapat dengan mudah. Semua perlu
proses; semua butuh keuletan, kesabaran dan ketabahan dalam menjalani tahap-
tahap sebelum sampai pada puncak kehidupan.

Tidak ada yang akan merubah diri dan keadaan kita melainkan diri kita sendiri.
Dalam kitab suciNya Tuhan berfirman. "Sesungguhnya Alloh tidak merubah keadaan
suatu kaum sehingga mereka merubah keadan yang ada pada diri mereka sendiri."
Jangan lupa untuk berdoa, memohon petunjuk dan pertolongan pada Tuhan Yang
Maha Kuasa lagi Maha Mengabulkan Permohonan hamba-Nya.
Mari kita jalani setiap tahap dan episode hidup ini dengan penuh kearifan, kita tekadkan untuk terus berubah menjadi lebih baik, sehingga akhirnya kita bisa bermetamorfosis menjadi pribadi yang sukses bagaikan kupu-kupu penghias taman. Menjadi teladan yang baik bagi umat manusia!
Selamat bermetamorfosis, menjadi manusia yang luar biasa!

Belenggu Kesemrawutan

Belenggu KesemrawutanSudah lama kita berada dalam kehidupan yang bersifat individualisme, egois, semau gue dan mau menang sendiri. Rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan, sirna di bawah ideologi kebendaan, materialistik, hedonisme dan kapitalisme. Akhirnya muncul suatu opini yang selalu mengedepankan MITOS dari pada akal sehat, serta timbul krisis pembenaran terhadap problem etika sosial yang keliru, seperti contoh orang dihalalkan mencuri atau menjarah, karena kesulitan ekonomi yang melilit, orang bisa seenaknya menghina, bahkan membicarakan aib saudaranya, merampas
hak orang lain, KORUPSI karena merasa memiliki kekuasaan, serta menyalahkan orang lain demi untuk menutupi arogansi kepentingan pribadi, dan masih banyak lagi opini yang menjadi brain image di masyarakat kita saat ini, sehingga kita dibelenggu oleh kesemrawutan.

Umumnya orang melihat dan mengukur seseorang dari penampilan, atribut, jabatan, simbol, pangkat, status sosial dan posisinya di tengah masyarakat. Hampir seluruhnya dari kita lenyap disitu, sehingga mutunya jadi enteng & hampa. Jika itu olok ukurnya, ikatan persaudaraanpun jadi semu, longgar dan tidak berarti. Semua diukur serba kebendaan dan materialistik. Kita ingin mendekat pada seseorang karena materi dan statusnya. Kita menelpon seseorang dan bersilaturahmi ketika ada kepentingan yang dikejar.

KEPENTINGAN. Kata ini menjadi KUNCI  kemana arah kehidupan kita bergulir. Kebijakan dibuat sedemikian rupa lantaran kepentingan. Celakanya, jika kepentingan dikaitkan dengan pribadi dan kelompok. Tak peduli, apa! kah kebi jakan itu bertabrakan dengan kepentigan orang banyak.

Seperti contoh proyek busway, lumpur lapindo, sengketa tanah, serta urusan kaki lima yang selalu dikejar-kejar trantib. Itulah yang terjadi hari ini. Rasa MALU kita jadi hilang, lantaran KEPENTINGAN.
Jika kepentingan individu dan kelompok lebih dominan, otomatis kepentingan orang banyak dikorbankan, sehingga kebijakan dibuat tidak manusiawi lagi.
Seperti cerita diatas, bentuk kongkrit belenggu kesemrawutan dari cara berfikir kita, dapat dilihat dalam keseharian seperti, kemacetan dijalan, yang disebabkan oleh ketidak teraturan, pelanggaran disiplin, egois, serta sikap mental yang apatis dan kurang perduli terhadap keadaan.

Secara tidak
langsung belenggu ini, menurunkan nilai kehormatan dan kesadaran sebagai mahluk yang luhur. Belenggu kesemrawutan ini terjadi karena di dalam masyarakat kita ada 3 golongan manusia, yaitu:

Belenggu Kesemrawutan

1. Golongan Pejuang
Golongan orang-orang yang mau bekerja tanpa pamrih, tanpa komentar dan tanpa diperintah serta tanpa diiming-iming, mereka selalu siap ketika dibutuhkan, khususnya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Golongan Pekerja
Golongan orang-orang yang mau bekerja karena ada pamrih, karena mengharapkan popularitas, pujian serta hanya sibuk mengejar kepentingannya sendiri.

3. Golongan penjahat
Golongan orang-orang yang mengorbankan kepentingan orang lain, merampas hak rakyat dan tidak perduli orang lain menderita, demi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Saat ini untuk sementara, menurut survei para ulama, yang terbanyak saat ini adalah golongan pekerja dan penjahat, makanya bangsa kita jadi carut marut, acak adut, bau kentut, karena dirongrong oleh orang-orang yang sibuk mencari pamrih dan popularitas, juga orang-orang yang bahagia serta menari-nari diatas penderitaan orang lain.

Sedangkan golongan pejuang hanya sedikit dari total komunitas. Nah !, termasuk golongan manakah kita ?. Apabila kita, kilas balik pada saat pergerakan fisik melawan imperialisme, bangsa Indonesia dapat meraih kemerdekaan dengan senjata konvensional, seperti bambu runcing.

Karena pada waktu itu banyak pejuang yang rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan jiwa raga serta keluarga yang dicintainya, yang mana pengorbanan pejuang tersebutlah yang akhirnya menghantarkan bangsa Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan. Allah menciptakan sejarah untuk diingat.

Kisah orang-orang dulu ditulis untuk dijadikan pelajaran. Sungguh malang nasib orang-
orang yang tak mau belajar dari sejarah. Ia akan terjerumus dalam kubangan hina. Nasibnya akan diabadikan dalam sejarah dengan ornamen hitam.
Berkaca diri. Ya, bisa jadi kita memang harus banyak ngaca. Kita akan melihat diri dan kemampuan kita, termasuk dalam memilih dan menilai.

Dalam berkaca mungkin kita tak tahan melihat keadaan kita sebenarnya. Mata kita mungkin berkaca-kaca, menyesali kekeliruan kita selama ini. Tetapi ingatlah masa lalu kita yang buruk tentu bukan untuk diratapi. Melainkan dijadikan pelajaran untuk perbaikan ke depan. Kita tentu makin sadar, mustahil menyelesaikan problem bangsa ini sendirian.
Potensi manusia jadi kecil jika bercerai-berai dan akan besar jika berjamaah. Kita akan lemah secara individual, sebaliknya akan kuat secara kolektif, dan kita tidak boleh berharap orang lain memecahkan masalah kita.

Pada hakikatnya, setiap orang di Republik ini mampu berbuat sesuatu untuk keluar dari belenggu kesemrawutan ini, sepanjang kita semua mempunyai niat baik untuk mencari keberkahan dalam setiap upaya yang dilakukan, yang pada akhirnya cahaya kebenaran dan keadilan akan menjelma dihadapan mata, setelah kita berjalan beberapa lamanya di dalam terowongan kebatilan yang gelap gulita.
Semoga Tuhan mengabulkan doa kita semua...amien.

Memahami akan Makna kehilangan

Ada seorang perempuan yang merasa sangat kehilangan saat ditinggal mati suami yang
sangat dicintainya.

Demikian besar rasa cintanya, sehingga ia memutuskan untuk mengawetkan mayat suaminya dan meletakkannya di dalam kamar.

Memahami akan Makna kehilangan
Setiap hari, dia menangisi suaminya yang telah menemaninya bertahun-tahun. Wanita itu merasa dengan kematian suaminya, maka tidak ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya.


Cerita tentang wanita itu terdengar oleh seorang pria bijak yang juga terkenal memiliki kesaktian
yang tinggi. Didatanginya wanita tersebut, dan dia mengatakan bisa menghidupkan kembali
suaminya. Dengan syarat dia meminta disediakan beberapa bumbu dapur yang mana hampir setiap rumah memilikinya.

Namun, ada syarat lain, bumbu dapur tersebut harus diminta dari rumah yang anggota keluarganya
belum pernah ada yang meninggal dunia sama sekali.

Mendengar hal itu, muncul semangat di hati sang wanita tersebut. Dia berkeliling ke semua tetangga dan berbagai penjuru tempat. Setiap rumah memiliki bumbu dapur yang diminta oleh si orang bijak, tapi setiap rumah mengaku pernah mengalami musibah ditinggal mati oleh kerabatnya. Entah itu orang tua, suami, nenek, kakek, adik, bahkan ada yang anaknya sudah meninggal.

Waktu berjalan dan tidak ada satu pun rumah yang didatanginya bisa memenuhi syarat yang
Memahami akan Makna kehilangandibutuhkan.Hal ini menjadikan wanita tersebut sadar, bahwa bukan hanya dirinya yang ditinggal mati oleh
orang yang disayanginya.

Akhirnya, dia kembali mendatangi si orang bijak dan menyatakan pasrah akan kematian suaminya. Hingga kemudian dia menguburkan mayat suaminya, dan menyadari bahwa semua orang pasti pernah mengalami masalah sebagaimana yang dihadapinya.

Pesan dari kisah di atas adalah, jangan pernah menganggap bahwa masalah yang ada pada kita merupakan masalah yang paling besar, sehingga kita mengorbankan waktu hanya untuk terus meratapi musibah tersebut.

Yakinlah, bahwa semua orang di dunia ini pernah mengalami musibah,  apapun bentuknya. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang menghadapi dan menyikapi masalah yang ada pada dirinya. :-)
 Anne Ahira

Benih Sukses


Benih Sukses
"Cobalah untuk tidak menjadi manusia yang sukses, tetapi seseorang yang bernilai." ~ Albert Einstein ~

Alkisah, ada seorang penabur benih yang pergi membawa sekarung benih. Sepanjang
perjalanannya, sebagian benih jatuh di pinggir jalan, setelah beberapa waktu, datanglah seekor burung dan memakannya.
Sebagian lagi jatuh di tanah yang berbatu, yang tidak banyak tanahnya, dan b! enih itu pun segera tumbuh, tetapi tidak dapat bertahan lama karena tanahnya tipis, maka akarnya pendek, segeralah ia menjadi kering dan layu.

Sebagian lagi jatuh di semak berduri, lalu seiring dengan pertumbuhan benih tersebut, ia terhimpit oleh semak belukar, sehingga ia tidak berbuah.
Dan sebagian lainnya jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan subur dan banyak buahnya, dan menghasilkan banyak sekali panenan. Benih hidup kita, Hidup manusia pun bisa dianalogikan seperti benih di atas. Seperti benih pertama, beberapa orang hidup tanpa berhasil mengaktualisasi potensi diri mereka atau bahkan tidak berhasil menemukannya. Mereka sama sekali tidak menghasilkan apa-apa dalam hidupnya, bahkan sampai mereka meninggal. Beberapa seperti benih kedua, yang mampu berkembang dengan cepat dan pesat, namun sesungguhnya akarnya (hidupnya) sangat rapuh dan kering.

Orang-orang sepertinya adalah orang yang tidak henti-hentinya bekerja secara terus menerus, tanpa mempedulikan kualitas kesehatan
fisik, mental, ataupun sosial. Mereka memiliki kualitas hidup yang kurang baik, mungkin sakit- sakitan, memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah, ataupun terdapat ketidakharmonisan di keluarganya. Secara sekilas, mereka terlihat memiliki segalanya, tetapi sesungguhnya kehidupan mereka kering.

Beberapa seperti benih ketiga, walaupun mereka punya akar kuat dan mampu tumbuh tinggi, tetapi mereka tidak berbuah. Orang-orang seperti ini hanya hidup untuk dirinya sendiri, dan sesungguhnya mereka tidak memberikan nilai yang berarti bagi orang-orang di sekitar mereka.
Benih Sukses
Mereka hanya hidup untuk ambisi pribadi sendiri, tanpa memperdulikan orang lain.
Mereka sama sekali tidak menghasilkan buah yang bisa diberikan untuk orang lain.
Dan tentunya, sedikit orang seperti benih keempat, di mana mereka berhasil mempunyai tanah yang subur dengan mineral yang cukup, di mana akhirnya potensi dari benih tersebut bisa sampai maksimal dan juga menghasilkan buah bagi orang lain.
Merekalah yang bisa menjaga keseimbangan di antara seluruh aspek hidup mereka, karena selain berbuah dengan baik, juga memiliki akar yang kuat.
Benih yang manakah kita? Manakah benih yang paling menggambarkan hidup kita? Apakah hidup kita seperti benih yang pertama, yang hidup dengan sia-sia tanpa menghasilkan apa pun? Ataukah seperti benih kedua, yang dibutakan oleh harta semata tanpa mempedulikan kebahagiaan dan kesehatan kita? Dan akhirnya kita akan merasa hidup kita sia-sia dan kering? Ataukah seperti benih ketiga, yang hanya egois memperhatikan diri sendiri, tetapi tidak memberikan kontribusi (nilai) apa pun bagi sesama kita?

Berbeda dengan benih, kita mempunyai kekuatan dan daya untuk menentukan hendak berada di tanah yang manakah kita berada. Jika pun kita telah berada di tanah yang salah, kita masih mempunyai kemampuan untuk berpindah.
Tidak seperti benih yang hanya bisa pasrah, kita masih mempunyai â€×kaki’, pikiran, dan hati untuk meninggalkan tanah yang lama dan menuju tanah subur impian benih tersebut. Jika kita merasa belum berada di tanah subur kita, maka jangan buang waktu lagi, carilah tanah tersebut.

Tanamkanlah akar dengan kuat, tumbuhkanlah batang pohon kita dengan tinggi, dan yang paling penting: hasilkanlah buah yang manis untuk orang lain. Karena hanya dengan demikianlah, benih (orang) tersebut telah mengeluarkan potensi maksimal dalam dirinya.
Benih yang berhasil menanamkan akar yang kuat, dan telah menumbuhkan batang yang menjulang tinggi, tapi tidak menghasilkan buah apapun, sama saja dengan tidak berguna. Ia akan ditebang dan dibuang, dan akan digantikan dengan pohon yang lain..

Mau Sukses? Berani Gagal

Mau Sukses? Berani GagalPERNYATAAN John. F. Kennedy ini saya yakini kebenarannya. Itu bukan sekedar retorika, tetap memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup saya. Gagal total itulah awal karier bisnis saya. Pada akhir 1981, saya merasa tak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana buka berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Di tahun 1982, saya kemudian mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.

Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat - hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia.

Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses dari pada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal. Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, maka jangan berharap orang akan memuji Anda. Jangan berharap pula orang di sekitar anda maupun relasi Anda
akan memahami mengapa Anda gagal.

Mau Sukses? Berani GagalJangan berharap Anda tidak disalahkan. Jangan berharap juga semua sahabat masih tetap berada di sekeliling Anda. Jangan berharap Anda akan mendapat dukungan moral dari teman yang lain. Jangan berharap pula ada orang yang akan meminjami uang sebagai bantuan sementara. Jangan berharap bank akan memberikan pinjaman selanjutnya.
Mengapa saya melukiskan gambaran yang begitu buruk bagi seorang entrepreneur yang gagal?
Begitulah masyarakat kita, cenderung memuji yang sukses dan menang. Sebaliknya, menghujat yang kalah dan gagal. Kita sebaiknya mengubah budaya seperti itu, dan memberikan kesempatan kepada setiap orang pada peluang yang kedua.
Menurut pengalaman saya, apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu. Saya sendiri lebih suka mempergunakan kegagalan atau pengalaman negatif itu untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.

Sudah tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian merebak dan bertambah. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan. Bagi seorang entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan, dan ambil saja hikmahnya (kejadian dibalik itu).

Purdi E Chandra
Purdi E Chandra
Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah, tatkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya juga sepakat dengan pendapat Richard Gere, aktor terkemuka Hollywood, yang mengatakan bahwa kegagalan itu penting bagi karier siapapun.

Mengapa demikian? Karena selama ini banyak orang membuat kesalahan sama, dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Justru sebaliknya, kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung kegagalan.
Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu "melankolis" dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.

Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa
mengatasinya. Bila kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kia bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap menjadikan kita sebagai sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi ukurlah, berapa kali ia bangkit kembali.
Purdi E Chandra

Berani Hidup

Stop worrying, start living. ~Anonymous

One isn't necessarily born with courage, but one is born with potential.
Without courage, we cannot practice any other virtue with consistency.
We can't be kind, true, merciful, generous, or honest. ~Maya Angelou

Be a warrior, not a worrier. ~Jennie S. Bev
Berani HidupBanyak lagu di Indonesia yang bertemakan kesedihan dan kenestapaan. Betapa kasihannya diriku karena aku orang miskin dan tidak punya. Ayah juga tidak punya, Ibunda juga tiada. Istri juga belum punya, apalagi anak. Rumah juga hanya terbuat dari bilik saja dan bepergian ke mana-mana naik bis kota yang sumpek dan berbau keringat. Seringkali dihina pula. Ah, betapa aku orang yang sungguh perlu dikasihani. Aku segan hidup, tapi belum mau mati.

Apa yang tersirat di dalam lirik seperti itu? Kurangnya keberanian untuk hidup. Kurangnya rasa
syukur yang dalam akan makna hidup yang sebenarnya. Sudah diberi hidup untuk hari ini, masih juga mempermasalahkan kemiskinan dan tidak punya ini dan itu. Padahal, cukup dengan modal "hidup" saja, masalah kemiskinan dan tidak punya pasangan hidup bisa dicari sendiri pemecahannya. Pendapat seperti ini banyak membuat hati saya tidak enak, karena seakan-akan tidak bersyukur sama sekali akan harta tidak ternilai, yaitu kehidupan yang diberikan kepada kita karena kita begitu istimewa di mataNya.

Kekhawatiran luar biasa membebani setiap langkah yang diambil di dalam hidup. Ini sangat tidak baik. Kegalauan hati juga memberi warna kelabu, apalagi ketidakberanian untuk mengubah diri. Dengan mempercayai bahwa diri kita lemah dan tidak berdaya, maka alam bawah sadar kita sungguh percaya bahwa kita itu lemah dan tidak berdaya. Jadilah di dalam benak hanya ada satu yang dicari-cari: rasa belas kasihan bagi diri kita, yang datang baik dari luar maupun dari dalam diri.
Mungkin Anda sekarang berpikir, "Ah, Ibu Jennie ini bisa saja, karena dia toh tidak pernah merasakan naik bis kota. Dia kan ke mana-mana naik mobil mewah dan makan di hotel berbintang lima." Eit, nanti dulu. Ketika saya kuliah di Depok, saya memang mempunyai pilihan untuk diantar jemput oleh sopir pribadi maupun naik bis kota karena orang tua mampu membiayai, walaupun mungkin dengan sangat pas-pasan.

Yang mana pilihan saya, menurut Anda? Naik bis kota setiap hari. Aneh bukan?
Berani HidupWaktu itu belum ada bis Patas ber-AC, sehingga mau tidak mau saya naik bis dari Sarinah ke Pancoran, terus dari Pancoran ke Pasar Minggu, dan dari Pasar Minggu baru ada mobil unyil ke Depok. Turun di Margonda yang masih belum sepenuhnya beraspal saat itu, saya jalan kaki di tanah yang kadang-kadang becek di kala musim hujan dan selalu berlumpur tanah merah sepanjang tahun. Repot sekali karena berarti celana jins dan sepatu kets saya mesti dicuci begitu tiba di rumah, kalau tidak ya tanah merahnya akan menempel permanen nodanya.

Selama perjalanan di dalam bis, tidak jarang saya mengalami hal-hal yang memalukan dan diolok- olok karena tinggi tubuh saya yang 172 sentimeter, sangat jangkung untuk ukuran Indonesia. Belum lagi wajah saya yang sangat "amoy" itu. Hal-hal rasis dan olok-olok yang tidak-tidak karena fisik
saya sudah menjadi makanan sehari-hari. Paling tidak pasti ada sinar mata penuh rasa ingin tahu yang saya terima setiap hari dari sesama para penumpang. Untunglah karena saya langganan setiap hari, para supir dan kenek bis sudah kenal dengan si "amoy jangkung" ini. Hal-hal begini sudah membuat saya "kebal" juga akhirnya.

Saat itu pernah terbesit di benak saya, betapa sesungguhnya saya sangat berbeda dari orang kebanyakan. Jika dituliskan lagi mendayu-dayu ala dangdut maupun pop sendu Indonesia, mungkin ada lirik begini, "Betapa malangnya nasibku, ayah tidak punya, ibunda hidup susah kerja sendirian.
Belum lagi tampangku Cina dan tinggiku seringkali mentok di dalam Metro Mini. Aku hidup susah,
semua orang melihatku aneh dan berbeda dari orang lain." Lucu dan "kasihan banget" bukan?
Eh, anehnya, tidak pernah satu kalipun saya merasa demikian. Malah kalau terdengar lagu-lagu
mendayu, hati ini rasanya geli sekali. Tidak jarang saya tertawa terbahak-bahak mendengar hal-hal
yang "mengasihani diri sendiri." Mengapa? Karena di dalam benak saya, setiap hari haruslah
menjadi hari yang lebih baik daripada kemarin. Dan ini tidak bisa di dapat dengan memanjakan diri
bahwa "aku ini orang yang perlu dikasihani."

Seperti billionaire philanthropist terkenal James Stowers pendiri American Century Investments
pernah berkata, "If you don't think tomorrow is going to be better than today, why get up? You've
got to believe each new day is going to be better, and you have to be determined to make it so. If
you are determined, then certainlyl... the best is yet to be." Jika Anda tidak yakin bahwa hari esok
akan lebih baik, mengapa bangun pagi? Anda harus percaya bahwa setiap hari baru akan menjadi
lebih baik dari kemarin dan Anda mesti usahakan untuk menjadikannya demikian. Keyakinan Anda
akan menjadikannya yang terbaik, jauh lebih baik.

Jennie S Bev
Jennie S. Bev
Beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia memberikan label "desa miskin" untuk desa-desa yang mempunyai income level di bawah garis kemiskinan. Saya sendiri kalau diizinkan untuk berkomentar sedikit, tapi mudah-mudahan tidak dianggap asbun ya. Bukankah sebaiknya ditulis "desa yang sedang membangun dengan semangat besar menuju masa depan yang lebih cerah lagi." Untuk singkatnya, ya "desa membangun" saja. Bagaimana efeknya ketika dibaca? Memberi semangat keberanian untuk maju, bukan? Mudah-mudahan saja label "desa miskin" seperti ini sudah
ditiadakan saat ini. Saya doakan. Namun siapalah saya ini memberi masukan seperti ini.

Nah, keberanian untuk hidup berarti juga tidak mengasihani diri sendiri sama sekali. Berani hidup berarti berani menanggung kesulitan hidup karena mempunyai kepercayaan diri yang besar bahwa  semuanya pasti bisa diatasi. Setiap hari adalah hari baru yang pasti lebih baik daripada hari kemarin. Kalau begitu, apa lagi yang perlu dikhawatirkan? Mari kita mentertawai kekhawatiran dan
ketakutan.

Berani Mencoba, Belajar dari Jam

Berani Mencoba, Belajar dari Jam
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.
"Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"
"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan. "Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"
"Dalam satu jamharus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.
"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya.

Kata Bijak :
Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.