Pertengahan 2010, saya bertemu dengan 3 orang yang begitu berharga dalam hidup saya. Mereka adalah Rafi, Rizky, Dion. Kami bertemu didalam satu ruangan kelas. Saya dan Rizky sebagai siswa baru disekolah itu, amat tidak menyangka bahwa akan mendapatkan sahabat sebaik mereka. Sampai akhirnya pada bulan November 2011, saya dan Dion ingin membuat suatu project band bersama dengan Rizky. Namun kami memutuskan untuk mengajak Rafi. Terbentuklah “Secret Our Fourteen” project band kami. Kami selalu bersama kalau ingin ke kantin, ruang guru, sampai mengerjakan tugas kelompok kami selalu bersama-sama. Tapi amat disayangkan rasa kebersamaan kami harus terpecahkan karena keluarnya Dion dari band ini, dikarena ada sebuah konflik dengan Rizky. Keluarnya Dion dari band ini adalah sebuah tanda bahwa kurangnya rasa kebersamaan kami dan besarnya rasa keegoisan kami masing-masing, dalam membentuk sebuah tali persahabatan yang baik.
Sekitar bulan Juli 2011, band kami diundang oleh guru kesenian kami disekolah untuk memeriahkan acara Perpisahan Kelas 9 disekolah kami. Kami menerima undangan dari guru kami, ya walaupun hanya bertiga, tapi kami memilih untuk mengajak satu orang. Chaidir Latif adalah orang yang kami ajak untuk ikut bersama kami dalam acara ini. Kami membawakan lagu “Ku Tak Bisa” yang dipopulerkan oleh Slank, walaupun kami sudah berlatih 4 hari berturut-turut tapi masih banyak kekurangan waktu penampilan kami diacara tersebut yang harus diperbaiki lagi.
Bulan September 2011, saya bertengkar dengan Rizky, karena suatu persoalan pribadi yang diperbesar-besarkan oleh teman kelas perempuan saya. Lantas saya terlibat dalam masalah tersebut. Karena terlibat akhirnya saya memutuskan untuk menggantikan Rizky didalam band dengan orang lain. Sisa di project band yang saya buat dengan Dion hanya tersisakan, saya dan Rafi. Tapi saya tetap mencari orang-orang untuk menggantikan posisi Rizky dan Dion yang telah mereka tinggalkan. Saya menemukan 3 orang untuk menggantikan posisi Rizky dan Dion. Yaitu Akbar, Denny, dan Febry. Namun saya dan Rafi merasakan persahabatan dengan Akbar, Denny, dan Febry begitu amat kurang rasa kebersamaan dan solidaritasnya.
Awal tahun 2012, saya berdamai dengan Rizky. Saat sedang pengambilan nilai olahraga berenang. Pertama-tama baru baikan saya dan Rizky masih canggung untuk ngobrol bersama seperti dulu. Namu kelama-kelamaan rasa canggung itu pun hilang. Saya mendapatkan musibah ketika ingin pergi bersama Rizky dan Rafi ke salah satu mall yang ada di Bintaro. Waktu itu memang saya terlalu memaksakan diri untuk membawa motor dengan keadaan kondisi tubuh saya yang baru saja pulih dari sakit. Saya membawa motor sangat kencang, karena kondisi cuaca juga yang ingin turun hujan, akhirnya tidak sengaja saya menabrak bagian belakang motor Rizky, hingga akhirnya saya menabrak trotoar yang ada didepan kampus STAN Bintaro. Rafi yang ada didepan saya melihat saya terjatuh dari motor, langsung membantu saya. Rafi menelpon ayah saya untuk datang ke tempat dimana saya jatuh. Disaat itulah saya menyadari semakin dewasa kita dan semakin lama kita bina persahabatan semakin besar rasa kebersamaan yang tumbuh diantara kita.
April 2012, saya berdamai dengan Dion, karena saya juga ada konflik dengan Dion pada awal tahun 2012. Dikala itu saya meminta nomer hp Dion kepada Rafi. Hingga Rafi menanyakan untuk apa minta nomer Dion, saya hanya bisa menjawab untuk berdamai. Malam itu memang sebelum saya dan Dion berdamai, kami berdebat di jejaring sosial Twitter. Sampai akhirnya saya mengajak Dion untuk berdamai walaupun hanya lewat SMS.
Mei 2012, kami mulai bersama lagi. Membangun tali persahabatan dengan sifat kebersamaan kami yang baru. Hingga akhirnya suatu hari kami memutuskan untuk makan ketoprak, karena ini adalah makanan favorit kami sejak dulu. Saya masih ingat waktu kelas 8 SMP, selesai pengambilan nilai berenang olahraga, kami langsung jalan-jalan mencari ketoprak, sampai akhirnya kami menemukan tukang ketoprak yang sedang mangkal, dan kami memesan satu piring ketoprak dan kami makan bersama-sama.
Selesai.